Pembaca
yang budiman, setelah beberapa tulisan yang lalu tentang pengecatan
rumah maka selanjutnya kita kembali lagi membahas tentang beton. Setelah
pada posting sebelumnya kita membahas baja tulangan beton atau besi
tulangan beton maka selanjutnya akan kita bahas metode pekerjaan
penulangan beton atau metode pekerjaan pembesian beton. Nah pembaca
sekalian kita singung lagi prinsip-prinsip utama beton bertulang dimana
pernah kita uraikan bahwa beton (tak bertulang) merupakan material yang
sangat kuat terhadap tekan akan tetapi beton tak bertulang sangat lemah
terhadap gaya tarik. Sedangkan syarat sebuah struktur haruslah
mempunyai kekuatan terhadap tekan dan tarik, maka beton tadi mutlak
memerlukan tulangan atau pembesian. Gabungan dua metrial ini yaitu beton
dan baja tulangan beton menjadi material yang disebut beton bertulang.
Nah tahukan betapa penting sekali peran tulangan beton itu.
Setelah mengetahui syarat-syarat dan mutu beton, maka selanjutnya kita
paparkan metode pembuatan tulangan beton. Referensi tulisan kali ini
kita ambil dari tulisan pak Tedy Boen dan Rekan, diproduksi atas
kerjasama Negara Indonesia dan Australia serta bekerja sama dengan
beberapa lembaga. Baik lah pembaca tanpa berlama-lama lagi simak Metode
Pekerjaan Penulangan Beton.
Sebelum
melakukan pekerjaan perlu diyakinkan bahwa besi yang anda gunakan sudah
sesuai dengan yang direncanakan dan telah memenuhi syarat.
Catatan rumahdangriya :
1. Pembengkokan yang dilakukan setelah tulangan dirakit adalah keliru,
akan tetapi di dalam pekerjaan pelaksanaan penulangan atau pembesian
beton terkadang diperlukan pembengkokan ketika sebagian baja tulangan
beton sudah terakit. Inti dari pebengkokan tulangan beton yang
dibolehkan adalah selama tidak merubah susunan tulangan yang telah
dikerjakan dan tidak merubah jarak antara tulangan beton dengan
begisting sehingga pekerjaan penulangan besi beton sesuai yang
direncanakan. Jarak yang terjadi antara tulangan dan begisting
nantinya akan menjadi selimut beton setelah pekerjaan pengecoran beton
selesai dilakukan.
2. Semakin
panjang alat pembengkok maka tenaga yang dikeluarkan ketika proses
pembengkokan kecil, hanya saja konsekwensinya bahwa maneuver ketika
pembengkokan jadi agak sulit dikarenakan panjangnya alat. Intinya
semakin besar diameter besi tulangan beton, maka alat pembengkok yang
digunakan harus semakin panjang.
Catatan rumahdangriya :
1. Penggunaan
besi tulangan polos atau tidak bersirip (BJTP), ujung dari baja
tulangan beton wajib dibuat penjangkaran dengan panjang 6 dikalikan
dengan diameter tulangan yang digunakan (panjang penjangkaran 6D). Pada
notasi gambar di atas adalah C=6D (artinya panjang C adalah 6 dikalikan
diameter tulangan yang digunakan). Sekali lagi ingat bahwa tip ujung
BJTP harus dilakukan penjangkaran/dibuat kait. Akan tetapi ada
pengecualian pada pembuatan begel dimana ujungnya tidak perlu dibuat
penjangkaran atau kait.
2. Panjang
besi standar di pasaran adalah 12 meter (lihat syarat SNI tentang baja
tulangan beton). Maka pertimbangkanlah sisa-sisa hasil potongan, untuk
kemudian di agar dapat digunakan untuk membuat penulangan yang lainya.
Secara teknis penyambungan baja tulangan beton dibolehkan, hanya saja
cara penyambungan, jumlah sambungan maksimal tiap bentang dan letak
sambungan diatur agar sesuai dengan kaidah teknis. Detail sambungan dan
detail pertemuan masing-masing penulangan akan dibahas ditemat yang
lain.
Rasanya
gambar dari pak Teddy Boen di atas sudah sangat komunikatif kan sudah
mencakup banyak hal dari kaidah teknis yang ada, maka rasanya kok tidak
ada tambahan lagi dari rumahdangriya.
Agak
ketinggalan sedikit………… dalam panduan tersebut di atas hanya
menjelaskan besi tulangan polos (BJTP) saja (jika benar, karna tidak
disebutkan besi tulangan deform). Maka untuk besi tulangan deform atau
besi tulangan sirip sejauh yang dipahami sama, hanya untuk ujung
tulangan menggunakan besi deform tidak diwajibkan dibuat kait .
SEMOGA BERMANFAAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar